Jumat, 12 April 2013


KURIKULUM MUATAN LOKAL


Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kajian Kurikulum

Dosen Pengampu: Eko Prasetyo, S.pd.




Disusun Oleh:

Kelompok  B4

1.      Shinta Pertiwi                   A 220 100 056
2.      Wulandari Agustyarna      A 220 100 062
3.      Nor Janah                          A 220 100 063
4.      Eka Yuana                                    A 220 100 067
5.      Aisyah Yahdi N.               A 220 100 080
6.      Dea Prasetyaning N.         A 220 100 087
7.      Dyah Ayu Anggraeni        A 220 100 097
8.      Erma Widaryanti               A 220 100 100






PROGRAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
MUATAN LOKAL


A.    LATAR BELAKANG
Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh bebagai buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa yang mempunyai berbagai macam adat istiadat, bahasa kebudayaan, agama kepercayaan, dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat di darat, laut, flora fauna, dan berbagai hasil tambang yang kesemuanya merupakan sumber daya alam.
Kebudayan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur dan beradap, merupakan nilai jati diri yang menjiwai prilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industry, kerajinan, industry rumah tangga, jasa pertanian (agro industry dan agro bisnis)perkebunan, perikanan, perternakan, pertanian holtikultura (sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan), kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan, dan keseimbangan yang dinamis.
            Kurikulum selain mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Penyusun kurikulumatas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut “kurikulum muatan lokal”. Kurikulum muatan lokal keberadaan di Indonesia telah dikuatkan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang pelaksanaanya telah dijabarkan dalam keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987.




B.     PENGERTIAN MUATAN LOKAL
Menurut surat keputusan sebelumnya yang di maksud dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya sertan kebutuhan daerah dan wajib di pelajari oleh murit daerah itu.
               Lingkungan peserta didik terdiri atas:
1.      Lingkungan Alam Fisik
a.       Lingkungan alam fisik yang alami, misalnya: daerah rual, urban, seminural, dan semiurban.
b.      Lingkungan fisik buatan, misalnya: lingkngan dekat pabrik, pasar, pariwisata, jalan besar, pelabuhan dan sebagainya.
2.      Lingkungan Masyarakat
Dalam lingkungan masyarak ini menurut Prof. A. Sigit terdapat dalam tujuh lapangan hidup, yaitu:
a.       Masyarakat yang berlapangan dalam bidang ekonomi
b.      Masyarakat yang berlapangan hidupmdalam bidang politik
c.       Masyarakat yang bidang berlapangan hidup dalam bidang ilmu pengetahuan
d.      Masyarakt yang berlapangan hidup dalam bidang keagamaan (dalam muatan lokal)
e.       Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang olah raga
f.       Masyarakat yang hidup dalam bidang kekeluargaan
Menurut sejarah, sebelum ada sekolah formal, pendidikan yang berprogram muatan lokal telah dilaksanakan oleh para orang tua peserta didik dengan metode drill dan dengan trial and eror serta berdasarkan pengalaman yang mereka hayati.
Tujuan pendidikan mereka terutama agar anak-anak mereka dapat mandiri dalam kehidupan. Bahan  yang diajarkan ialah bahan yang diambil dari berbagai keadaan yang ada di alam sekitar, sedangkan criteria keberhasialanya ditandai mereka telah hidup mandiri.

C.    Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
 Kurikulum sebagai alat untuk mecapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan muatan lokal tentu saja tidak terlepas dari tujuan umum vyang tertera dalam tujuan pendidikan , adapun yang langsung dapat di paparkan dalam muatan lokal atas dasar tujuan tersebut diantaranya ialah:
1.      Budi pekerti luhur: sopan santun daerah disamping sopan santun nasional
2.      Berkpribadian: punya jati diri, punya kepribadian daerah disamping kepribadian nasional
3.      Mandiri: dapat mencukupi diri sendiri tanpa bantuan orang lain
4.      Terampil: menguasai 10 segi PKK didaerahnya
5.      Beretos kerja: cinta akan kerja, berkarya, dapat menggunakan waktu terluang untuk berbuat yang berguna
6.      Profesional: Dapat mengerjakn kerajinan khas daerah
7.      Produktif: dapat berbuat sebagai produsen tidak hanya sebagai konsumen
8.      Sehat jasmani dan rohani: Karena suka bekerja akan menjadi sehat jasmani maupun rohani dengan sendirinya
9.      Cinta lingkungan: karena memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan maka dengan sendirinya akan akan cinta lingkungan dan akan cinta tanah air pula
10.  Kesetiakawanan social: dalam hal berkarya manusia sdealau membutuhkan teman kerja, oleh karenanya akan menjadi situasi kerja sama atau gotong royong.
11.   Kreatif Inovatif untuk hidup: karena tidak pernah menyianyiakan waktu terulang, yang bersangkutan selalu akan berbuat secara ndregil, dapat rezeki, akibatnya menjadi orang yang ulet, tekun, rajin, dan sebagainya.
12.  Mementingkan pekerjaan yang praktis: menghilangkan gaps antara lapangan teori dan praktik.

Didalam tujuan Muatan lokal harus memikirkan 3 aspek sebagai berikut:
1.      Sumber dan Bahan Muatan Lokal
Sesuai dengan adanya berbagai sumberbahn ajar, sumber bahan muatan lokal pun dapat di klasifikasikan menjadi berikut:
a.       Narasumber: guru itu sendiri yang mungkin mempunyai berbagai pengalaman dan berbagai ketrampilan. Peserta didik itu sendiri; yaitu berbagai keahlian, dan beberapa keterampilan bawaan dari rumah,misalnya bertani,beternak,berkebun. Narasumber lain yang ada di sekitar yang mungkin dapat didatangi maupun didatangkan.
b.      Software: sumber bahan yang terdapat pada berbagai tulisan.
c.       Hardware: suatu bahan ajaran yang sifatnya dapat diamati dan dapat diraba.
d.      Lingkungan: berbagai sumber bahan muatan local yang ada disekitar yang biasanya bersifat historis.
e.       Berbagai hasil diskusi oleh berbagai pakar atau narasumber yang relevan.
2.      Sistem Penyampaian
            Dalam memilih suatu metode tergantung pada:
a.       Jumlah siswa: siswa akan terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan minat mereka.
b.      Sifat bahan: bahan muatan local akan mempunyai cirri khas kalau dibandingkan dengan bahan diluar muatan local.
c.       Media yang tersedia: bahan yang tersedia beraneka ragam maka perlu adanya berbagai media.
d.      Kesiapan guru: banyak terdapat gurudalam sekolah-sekolah.
e.       Waktu pelaksanaan: dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran atau secara ekstrakulikuler.
f.       Situasi: situasi setempat memang kadang-kadang bersifat situsional dan kondisional dan kadang-kadang ada daerah kaya akan bahan muatan local dan kadang-kadang ada kota-kota besar yang sulit menentukan bahan muatan lokalnya.
3.      Kendala atau rintangan
a.       Peserta didik: minat dan kebutuhan peserta didik sangat heterogen.
b.      Administrasi: administrasi kurikulum agak ruwet, penjadwalan ruwet, lalu lintas nilai berliku-liku.
c.       Sarana pra sarana: buku belum siap, silabus belum pernah ada, dana yang mendukung belum jelas.
d.      Kurikulum: sesuai dengan namanya kurikulum muatan local, maka dengan sendirinya setiap daerah mempunyai kurikulum yang berbeda-beda.

D.    Pengembangan Muatan Lokal
Proses pembelajaran disekolah dapat dilaksanakan secara intrakulikuler, kokurikuler, ektrakulikuler. Begitu pula bahan yang ada pada muatan lokal dapat tercantum pada intrakulikuler, misalnya berbagai mata pelajaran yang termasuk dalam bidang studi kesenian dan keterampilan, bahasa, dan beberapa topic dan subtopikbahasan yang bernaung dalam bidang studi IPAdan IPS dan pelajaran lainya. Sedang bagi bahan muatan lokal yang dilaksanakan secara kulikuler, bahan dikembangkan dari pola kehidupan dalam lingkunganya dan perlu dibicarakan dengan narasumber yang bersangkutan dan berkerjasama dengan instansi-instansi lain yang terkait untuk mencari atau menyeleksi bahan muatan lokal yang sesuai dengan harapan dan keadaan sekolah.
Karena bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat menentukan. Untuk melaksanakan pengembangan, langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut.
a.       Menyusun perencanaan muatan lokal
b.      Melaksanaan pembinaan
c.       Merencanakan pengembangan
  
1.   Menyusun perencanaan muatan lokal
Dalam melaksanakan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsure atau komponen yang saling terkait. Begitu pula dalam menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai sumber, seperti pengajar, metode, media, dana dan evaluasinya. Merencanakan bahan muatan lokal yang akan diajarkan, langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi segala  sesuatu yang mungkin dapat dijadikan bahan muatan lokal.
b.      Menyeleksi bahan muatan lokal dengan criteria sebagai berikut:
a)      Tidak bertentangan dengan pancasila dan berbagai peraturan dan adat yang berlaku.
b)      Sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik
c)      Letaknya terjangkau sari sekolah
d)     Ada narasumber baik di dalam maupun diluar sekolah
e)      Bahan/ kegiatan tersebut merupakan ciri khas di daerah itu.

c.       Menyusun GBPP yang bersangkutan
d.      Mencari sumber bahan, baik yang tertulis mauoun tidak tertulis
e.       Mengusahakan  sarana/prasarana yang relevan dan terjangkau

2.      Pembinaan dan pengembangan muatan lokal
Meskipun kurikulum muatan lokal telah direncanakan dengan serapi mungkin, tetapi dalam pelaksanaanya tentu akan mengalami berbagai kendaladan hambatan. Atas dasar berbagai pengalaman bagi si pelaksana  dan berbagai sarana, kritik, dan tanggapan yang merupakan bahan masukan yang sangat berguna bagi revisi bahan muatan lokal selanjutnya. Dalam pelaksanaannya dilapangan kadang-kadang siswa bahkan lebih mahir dari pada gurunya, karena siswa sudah bias melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dimaksud setiap harinya.
3.      Pengembangan mutan lokal
Ada 2 pengembangan dalam muatan loakal, yakni:
a.       Pengembangan untuk jangka jauh: pengembangan jangka jauh dilaksanakan secara berurutan atau berkesinambungan dari berbagai muatan lokal yang pernah ada disekolah sekolah bawahnya. Sedang diperguruan tinggi akan          lebih tepat kalau diistilahkan dengan “progam khusus” , yang akan menyebabkan adanya ciri khas bagi setiap perguruan tinggi yang bersangkutan.
b.      Pengembangan untuk jangka pendek: pengembangan jangka pendek dapat dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara: menyusun kurikulum muatan lokal kemudian menyusun GBPPnya dan direvisi setiap saat. Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a)      Perluasan muatan lokal
Dasarnya ialah bahan muatan local yang ada didaerahnya itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan lokal, misalnya: pertanian kalau dianggap sudah cukup ganti pertenakan,perikanan,kerajinan dan sebagainya. Siswa cukup diberi dasar dasaarnya saja dan berbagai muatan local sedang pendalamannya dilakukan pada periode berikutnya.
b)      Pendalaman muatan lokal
Dasarnya ialah bahan muatan local yang sudah ada kemudian diperdalam sampai, misalnya: masalah pertanian dibicarakan dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk, memelihara, mengembangkannya, penyakitnya, pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu pelajaran ini diberikan pada siswa ysng sudah dewasa.




E.     Evaluasi dalam muatan lokal
Ada dua macam evaluasi dalam pelaksanaan muatan lokal, yaitu:
1.      Evaluasi program muatan lokal
2.      Evaluasi hasil belajar muatan lokal
Untuk evaluasi program muatan lokal ada tiga langkah sebagai berikut:
1.      Reflective Evaluasion
Reflective evaluation pada muatan lokal yang di evaluasikan program muatan lokal sebelum dilaksanakan dilapangan. Oleh karena yang dievaluasi adalah konsepnya yang berlansan teori, pengalaman-pengalaman, berbagi hasil penelitian, argumentasi, pengarahan para pakar, dan para pejabat, acuan dari berbagai sumber seterusnya, yang kemudian melahirkan surat keputusan Mendikbud No. 0412/U/1987 tewretanggal 11 Juni 1987. Evaluatornya sebagian para penyusun konsep itu sendiri.
2.      Formative Evaluation
Formative evaluation pada program muatan lokal yaiti, mengevaluasi pada program muatan lokal pada waktu program tersebut di laksanakan. Sesungguhnya untuk keperluan ini telah terbit buku petunjuk penerapan muatan lokal disekolah, tetapi pelaksanaannya masih mengalami berbaga kesulitan.
3.      Summative  Evaluation
Summative evaluation dalam muatan lokal ialah mengevaluasi setelah program tersebut selesai dilaksanakan secara menyeluruh. Yang dievaluasi ialah berbagai kegiatan yang ada pada program tersebut di sesuaikan dengan tujuan program muatan loakal yang telah digariskan sebelunya.
Evaluasi hasil belajar muatan lokal bagi pokok pembahasan yang sesuai dengan GBPP cara evaluasinya telah diatur oleh Depdiknas. Tetapi bagin para program studi yang tidak tercantum dalam GBPP yang dilaksanakan secara ekstakulikuler, kiranya berbagai pertanyaan, seperti:
a.       Siapa yang menilai program muatan lokal itu? Jawabnya yang menilai ialah yang mengajar, yaitu guru guru dan berbagai orang yang terlibat dalam proses pembelajaran muatan lokal.
b.      Apanya yang dinilai?
Yang dinilai dapat berupa:
a)   Hasil akhir yang berupa hasil nyata dari berbagai pekerjaan (baik hasil konkret maupun abstrak)
b)   prosesnya
c.       Bagaimana cara menilainya? Bagi progam muatan local yang sesuai dengan pokok bahasan dengan GBPP Depdiknas sudah ada aturannya.
d.      Kapan mulai cara penelaianya? Kapan mulai penilainya? Penilaian baik secara individual maupun kelompok dilakukan setiap saat.
e.       Bagaimana standarpenilainya? Standard penilaian muatan local tergantung pada jenis bidabg studinya. Untuk bidang studi pertanian lain dengan peternakan, perikanan, kerajinan dan sebagainya.

  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar